Menyusun Instrumen Penelitian
Februari 06, 2011
igsd
Instrumen baku yang digunakan untuk penelitian di bidang sosial, keperilakuan, SDM umumnya sulit ditemukan sehingga peneliti perlu membuat sendiri instrumen yang akan digunakan dalam penelitiannya. Proses penyusunan instrumen ini juga terkait erat dengan konseptualisasi, operasionalisasi dan empirikal variabel
Contohnya :
Motivasi didefinisikan sebagai kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan perusahaan (Mangkunegara, 2005:61). Motivasi juga didefinisikan oleh Nawawi (2001 : 351), bahwa sebagai motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu.
Dari dua definisi ini, motivasi dapat disimpulkan sebagai energi, daya dorong, atau penyebab seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kaitannya dengan kerja, maka motivasi kerja merupakan energi, daya dorong, atau penyebab seseorang untuk bekerja.
Tahap operasionalisasi merupakan langkah lanjutan setelah peneliti mendapatkan suatu definisi yang jelas pada tahap konseptualisasi. Sehingga, tahap operasionalisasi adalah tahap dimana definisi konseptual tersebut dikembangkan lebih spesifik dalam bentuk indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur variabel.
Contohnya : (Operasionalisasi variabel oleh Sekaran, 2003:179)
Setelah diperoleh definisi konseptual mengenai motivasi kerja, maka motivasi kerja dioperasionalisasikan ke dalam lima dimensi pengukuran yaitu :
Lima dimensi ini selanjutnya dipecah lagi meliputi :
1. Perilaku digerakkan oleh kerja, indikatornya adalah:
Bekerja secara konstan
Tidak menyukai cuti
dst
2. Tidak suka bersantai, indikatornya adalah :
Memikirkan pekerjaan meski sedang dirumah
Tidak memiliki hobi
dst
3. dst
A. Tahapan Konseptualisasi variabel (definisi konseptual)
Tahapan ini merupakan langkah awal untuk menyusun instrumen dimana peneliti merumuskan konsep atau definisi yang masih bersifat umum dari berbagai sumber.Contohnya :
Motivasi didefinisikan sebagai kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan perusahaan (Mangkunegara, 2005:61). Motivasi juga didefinisikan oleh Nawawi (2001 : 351), bahwa sebagai motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu.
Dari dua definisi ini, motivasi dapat disimpulkan sebagai energi, daya dorong, atau penyebab seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kaitannya dengan kerja, maka motivasi kerja merupakan energi, daya dorong, atau penyebab seseorang untuk bekerja.
B. Tahapan Operasionalisasi
Pengertian yang dijelaskan oleh Neuman (2000:161) tentang operasionalisasi variabel adalah proses mengaitkan definisi konseptual dengan seperangkat teknik pengukuran. Lebih lanjut, Neuman menyatakan bahwa operasioalisasi variabel dapat dinamakan construct’s operational definition (definisi operasional) yang dapat berupa kuesioner.Tahap operasionalisasi merupakan langkah lanjutan setelah peneliti mendapatkan suatu definisi yang jelas pada tahap konseptualisasi. Sehingga, tahap operasionalisasi adalah tahap dimana definisi konseptual tersebut dikembangkan lebih spesifik dalam bentuk indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur variabel.
Contohnya : (Operasionalisasi variabel oleh Sekaran, 2003:179)
Setelah diperoleh definisi konseptual mengenai motivasi kerja, maka motivasi kerja dioperasionalisasikan ke dalam lima dimensi pengukuran yaitu :
- Perilaku digerakkan oleh kerja
- Tidak suka bersantai
- Tidak suka ketidakefektivan
- Menyukai tantangan moderat
- Menyukai umpan balik
Lima dimensi ini selanjutnya dipecah lagi meliputi :
1. Perilaku digerakkan oleh kerja, indikatornya adalah:
Bekerja secara konstan
Tidak menyukai cuti
dst
2. Tidak suka bersantai, indikatornya adalah :
Memikirkan pekerjaan meski sedang dirumah
Tidak memiliki hobi
dst
3. dst
C. Tahapan Mengembangkan Pertanyaan
Setelah tahapan konseptual dan operasional dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan pertanyaan dari butir-butir dimensi dan indikator yang dijelaskan dalam operasionalisasi variabel (dalam bentuk kisi-kisi). Artinya, jika tahap operasionalisasi sudah dilakukan maka pembuatan pertanyaan akan mudah dilakukan.D. Tahap Ujicoba Kuesioner
Tahap ujicoba perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kuesioner yang sudah dibuat. Artinya sebelum kuesioner benar-benar disebarkan perlu diujicobakan untuk mengetahui tingkat kesulitan, lamanya waktu, validitas dan reliabilitas variabel.
BAGIKAN