Tips dan Trik Memilih Sampling yang Tepat

April 17, 2011 kegiatan pelatihan

Kajian pertama FORKAS periode 2010/2011 diadakan pada tanggal 15 April 2011, Jumat. Dengan narasumber Pak Pras yang merupakan dosen STIS yang mengajar mata kuliah Metode Penarikan Contoh.

Sekilas Curiculum Vitae dari Pak Pras.
Nama Lengkap : Achmad Prasetyo, S.Si, M.M
Tmpt, Tgl Lahir : Jakarta, 17 Nopember 1972
Alamat : Ds. Pabuaran, Citayam, Bogor
Pekerjaan : PNS
Riwayat Pend. : 1992-1995 AIS(D3) Statistika
1999-2000 UT(S1) Statistika
2007-2009 Univ. Mercu Buana(S2) Marketing
Motto Hidup : Kalau belum bisa memberi manfaat buat orang lain, minimal jangan menyusahkan orang lain.
Hobi : Travelling, Fishing

Tema kajian kali ini adalah “Tips dan Trik Memilih Sampling yang Tepat”. Berikut sedikit penjabaran dari presentasi pak Pras pada kajian pertama UKM FORKAS. Sampel adalah sebagian unit terpilih yang akan diamati dari suatu populasi. Yang sering menjadi pertanyaan adalah mengapa kita harus mengambil sampel ? hal ini dikarenakan :
  • Pertimbangan praktis, dimana dengan sampel ini kita dapat melakukan efisiensi, baik efisiensi biaya, waktu, maupun tenaga.
  • Seringkali kita tidak mungkin mengamati populasi karena ini bisa menyebabkan kerusakan juga kemungkinan tidak akurat. Misalnya saja untuk meneliti polusi udara, sangat tidak mungkin unutk ita mengambil seluruh udara sehingga hanya dibutuhkan beberapa perwakilan/sampel saja.
  • Manajemen proyek lebih gampang. Hal ini dikarenakan dengan jumlah sampel yang lebih sedikit dibanding populasi, maka pengawasan lebih mudah. Selain itu, dengan jumlah responden atau unit observasi yang lebih sedikit ini kita membutuhkan waktu yang lebih sedikit pula, maka kita bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak dan detail.



Dengan penggunaan sampel ini sendiri memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungannya adalah menghemat biaya, tenaga dan waktu, cakupan materi lebih besar sehingga informasi lebih banyak, serta akurasi lebih baik karena Nonsampling error rendah. Sedang kerugian dari penggunaan sampel ini adalah penyajian sampai wilayah terkecil tidak terpenuhi, sulit memperoleh variabel langka, tidak tersedia kerangka sampel/frame.

Sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasinya. Disini harus ditekankan pada benar dan mewakili karena tanpa kedua hal ini, suatu teknik penarikan sampel akan mengahsilkan pendugaan yang tidak tepat/bias. Hal yang perlu diingat untuk menetapkan suatu sampel adalah.
1. Mendefinisikan populasi,
2. Membuat kerangka sampel,
3. Melakukan spesifikasi pada metode sampel,
4. Menetapkan ukuran sampel, dan
5. Memilih sampel.

Sedang untuk mentientukan besarnya ukuran sampel yang perlu diperhatikan adalah keragaman populasi, tingkat ketelitian (ditentukan oleh peneliti, biasanya 99%, 95%, atau 90%), disain sampling, waktu, tenaga dan biaya, serta level penyajiannya.

Teknik sampling ini terbagi menjadi dua, probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik penarikan sampel yang menggunakan kaidah peluang, sedangkan nonprobability sampling adalah teknik penarikan sampel yang menggunakan tidak kaidah peluang. Untuk nonprobability sampling, beberapa jenisnya adalah sebagai berikut.

1. Convenience sampling

Bergantung pada kenyamanan dan kemudahan peneliti

2. Judgmental sampling

Pada sampling ini, sebelumnya si peneliti mempunyai informasi tentang unit observasinya.

3. Quota sampling 

Seperti namanya pengambilan sampel dengan Quota sampling ini dengan menetapkan kuota/batasan pada unit observasi.

4. Snowball sampling

Sampling ini seperti halnya bola salju yang jika digulungkan terus-menerus lama-kelamaan akan semakin besar, begitu juga snowball sampling ini. Ketika kita mengetahui salah satu dari kelompok unit obeservasi, maka kita akan bisa mendapatkan informasi tentang unit observasi lainnya.


Sedangkan untuk probability sampling ini terbagi dua lagi, yaitu sampling yang memiliki peluang yang sama dan peluang tidak sama. Berikut beberapa jenis probability sampling.

1. Simple random sampling (SRS)

SRS ini merupakan dasar dari semua probability sampling. Biasanya digunakan untuk populasi yang tidak terlalu besar dan populasi yang relatif homogen.

2. Systematic random sampling

Hampir sama dengan metode SRS. Yang membedakan adalah pemilihan angka random hanya dilakukan satu kali saja sedang selebihnya mengikuti interval yang sudah ditentukan

3. Stratified random sampling

Populasi dibentuk menjadi strata-strata dimana elemen-elemen dalam strata homogen sedang antar strata heterogen

4. Cluster sampling

Populasi dibentuk menjadi cluster-cluster dimana elemen-elemen dalam cluster heterogen sedang antar cluster homogen. Metode sampel ini adalah yang sering digunakan oleh BPS, contohnya blok sensus.

Untuk penentuan besarnya ukuran sampel, pada kajian ini dijelaskan tiga cara yang relatif mudah, yaitu Nomogram Harry King (dengan menggunakan penggaris dan gambar yang sudah disediakan dalam Nomogram Harry King kemudian tarik garisnya dengan penggaris tadi. Informasi yang diperlukan adalah ukuran sampel dan tingkat ketelitian), metode Slovin (yang perlu diketahui juga adalah ukuran populasinya), dan metode proporsi. Ukuran sampel yang didapatkan dari ketiga metode ini tidak terlalu berbeda jauh, sehingga pemilihannya tergantung dari kenyamanan peneliti. Dan disarankan untuk mengambil sampel sedikit lebih besar dibanding sampel minimum yang didapat dari perhitungan metode diatas.

Semoga kajian dari Pak Pras ini bermanfaat untuk kita semua dan kita bisa menambah pengetahuan tentang sampling. Untuk Download File Presentasinya klik disini


Oleh: Bpk. Achmad Prasetyo, S.Si, M.M
Penulis: Fitri Handayani (Koordinator Divisi Pengembangan UKM Forkas)

Beri Komentar