Lembaga Statistik: Bukan Tuhan yang Kebenarannya Mutlak

Juli 25, 2012 igsd


Sedang hangat diperbincangkan mengenai angka yang dilontarkan oleh orang nomor satu di lingkup perstatistikan nasional, Dr.Suryamin yang mengumumkan bahwa
“per Maret 2012, penduduk miskin Indonesia berkurang hingga 890 ribu. Pada Maret 2011 lalu badan statistik negara itu mencatat jumlah penduduk miskin 30,02 juta orang”

Dinyatakan beliau juga bahwa faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah (1) meningkatnya upah buruh tani dan buruh bangunan selama triwulan pertama 2011 (2) penerimaan beras murah tiga bulan terakhir, (3) pelayanan kesehatan gratis enam bulan terakhir, (4) rendahnya inflasi selama periode Maret 2011-Maret 2012, dan (5) perbaikan penghasilan petani.

Tudingan kebohongan publik, usaha pembuatan citra, dan banyak kritikan yang disampaikan dengan gaya bahasa ‘mereka’ kepada punggawa data statistik Nasional Badan Pusat Statistik (BPS). Wajar memang karena BPS sebagai perencana survey, pengumpul data, pengolah, dan penyaji data tersebut. Kritikan-kritikan ini sebelumnya sudah sering diterima BPS, mudah-mudahan menjadi cambuk untuk jadi lebih baik seperti visi yang dikumandangkan yaitu Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.

Bekerja di bidang statistik yang sarat akan kepentingan politik di negeri ini memang tantangan berat yang harus dihadapi oleh insan-insan BPS, karena apapun yang disampaikan dan dipublikasikan ke umum Pasti,…!! ada yang pro dan kontra dengan hasil perhitungan sattistik yang dipublikasikan.

Berbicara mengenai produk statistik, yakinlah bahwa di dunia ini tidak ada seorangpun yang bisa dengan tepat menghitung jumlah orang miskin di suatu Negara dengan perhitungan populasi (sensus) sekalipun , apalagi INDONESIA dengan jumlah penduduknya yang diperkirakan sudah mencapai lebih dari 237 juta juta jiwa dan sekitar 29,13 juta di antaranya adalah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik sebagai Lembaga Statistik Nasional hanya bisa membuat metode-metode pendekatan dan menyusun indikator-indikator yang digunakan untuk melakukan ‘Estimasi’ jumlah penduduk miskin di negeri ini. Salah kaprah mengenai ‘harus 100% benarnya data statistik’ juga sebenarnya harus diluruskan, karena dalam penghitunganya yang dilibatkan adalah sampel, dengan harapan "semoga dengan segala keterbatasan fasilitas, biaya dan informasi kita masih dapat mengetahui keadaan seluruh populasi" tentunya pasti akan ada penyimpangan dan itulah satistik skali lagi Bukan Tuhan yang bisa secara absolut memotret keadaan.

Menyikapi hal ini sebagai prajurit-prajurit Statistik kita punya tugas besar untuk memberikan informasi dan pendidikan statistik kepada orang-orang disekitar kita minimal, dan tugas besar lagi adalah benar-benar bekerja keras dan memberikan yang terbaik untuk perstatistikan Indonesia dan kemajuan Bangsa ini, karena percayahah bahwa pembangunan dan kemajuan bangsa ini sangat bergantung dengan data-data yang kita sajikan teman.


Oleh: La Ode Ahmad Arafat

Beri Komentar