Kajian Statistik 2016: Penerapan Statistik di Smart City

Agustus 02, 2016 kastik kegiatan


Jumat, 29 April 2016 Forkas kembali mengadakan Kajian Statistik yang bertempat di auditorium STIS. Kajian Statistik merupakan suatu acara yang berupa seminar tentang statistik dimana isu yang dibahas seputar perkembangan ilmu statistik serta penerapannya saat ini. Tahun ini Forkas mengangkat tema mengenai “Penerapan Statistika dalam Membangun Smart City”. Pada acara ini, Forkas mengundang beberapa pembicara yaitu Setiaji, ST, M.Si, kepala UPT Jakarta Smart City dan Setia Pramana, Ph.D, kepala Pusat Kajian Metodologi dan Komputasi Statistik.

Acara ini diawali dengan sambutan oleh Dr. Erni Tri Astuti M.Math selaku Dosen Pembimbing forkas. Selanjutnya adalah pemaparan materi yang dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama penyampaian materi oleh pak Setiaji selama 45 menit, kemudian dilanjutkan pemaparan materi oleh Pak Setia selama 30 menit. Acara terakhir merupakan penyerahan plakat kepada pembicara serta doorprize kepada dua peserta terbaik dalam cara kajian statistik ini.


Smart City adalah sebuah konsep kota cerdas yang memanfaatkan teknologi informasi untuk menangkap sumber data yang ada disuatu kota dengan lebih efisien, cepat, efektif, dan berguna. Pak Setiaji mengakatan, terdapat 6 pilar yang dijalankan dalam smart city, yakni; Smart Government, Smart Economy, Smart Mobility, Smart People, Smart Living, dan Smart Live. Beliau mengatakan bahwa data yang dikumpulkan dengan berbagai sumber tersebut sangat bervariatif dan besar. Konsep yang digunakan mirip dengan big data. Oleh karena itu, diperlukan suatu perangkat analisis statistik yang mutakhir agar dapat mengekstrak data-data tersebut menjadi berguna. Selain itu, Pak Setia menambahkan bahwa perangkat yang digunakan tidak cukup merupakan software statistik biasa seperti SPSS, tetapi di R yang cukup kompleks. Salah satu realisasi dari smart city di jakarta contohnya adalah pendeteksian otomatis kebakaran dan visualisasi kemacetan di Jakarta. Disini, Mobilitas penduduk jakarta dapat di ketahu. Sebagai contoh, ternyata penduduk jakarta timur lebih banyak pergi ke jakarta Utara pada pagi hari. Beliau menambahkan untuk kedepannya, akan dirinci lagi pemanfaatan data yang ada sehingga akan didapatkan lebih banyak informasi yang berguna seperti menganalisis jalur apa saja yang sering digunakan oleh penduduk dan jam-jam apa saja sehingga masalah kemacetan dijakarta dapat selesai.

Para mahasiswa STIS sangat antusias terhadap pemaparan materi yang disampaikan. Itu terbukti dari banyaknya mahasiswa yang bertanya kepada mengenai smart city. Acara kajian statistik yang telah dilaksanakan Forkas sudah berjalan lancar. Semoga apa yang telah disampaikan bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan khususnya bagi mahasiswa STIS yang mempelajari ilmu Statistika. Sampai jumpa di Kajian Statistik selanjutnya.

Beri Komentar