Quick Count dalam Pandangan Statistik

April 26, 2019 igsd



Istilah Quick Countbelakangan ini menjadi topik yang sedang ramai dibicarakan masyarakat Indonesia pasca-pemilu berlangsung. Quick count merupakan persentase hasil perhitungan secara cepat pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah menggunakan beberapa TPS terpilih sebagai sampel. Kegiatan quick count juga secara sah diatur dalam UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum yang berlaku.
Dalam ilmu statistik dikenal dua metode pengumpulan data secara umum, yaitu sensus dan survei. Quick count sendiri menggunakan prinsip survei yaitu menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada untuk diolah dan menghasilkan satu nilai yang dapat mewakili keseluruhan data yang ada. Prinsip survei inilah yang sering menimbulkan pertanyaan, “Apakah teori ini dapat dipercaya?”. Pertanyaan tersebut dapat bersifat subjektif maupun bersifat objektif. Secara subjektif, pertanyaan ini muncul pada kelompok masyarakat yang tidak menyetujui atau tidak sepihak dengan hasil quick count yang ada, tetapi secara objektif hal ini dapat dipertanyakan karena keraguan akan rasionalitas dari ilmu atau metode yang digunakan.
Hasil quick count yang baik sangat bergantung pada sampel yang digunakan. Dalam menentukan besarnya sample harus memenuhi keragaman (variasi) dari populasi, kesalahan sampel yang dikehendaki(sampling error) kecil, interval kepercayaan (confidence interval),sertadengan memerhatikan jumlah populasi yang ada. Untuk lebih memahaminya, berikut beberapa metode statistik yang biasa digunakan dalam penarikan sampel padaquick count.
Metode 1 : Random sampling
Metode ini adalah cara pengambilan sampel secaraacak, dengan asumsi bahwa setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Metode 2 : Systematic sampling
       Metode ini mengambil sampel secara sistematis atau lebih memperhatikan urutan dan susunan. Misalnya, bisa saja dari 100 data yang ada, yang dipilih menjadi sampel adalah data pada urutan kelipatan 3. Lebih sederhana dibanding random sampling tetapi dalam quick count sendiri, random sampling lebih sering digunakan agar variasi data lebih beragam.
Metode 3 : Cluster sampling
Sampling ini dilakukan dengan membagi suatu populasi berdasarkan cluster-clusteratau kelompok-kelompokyang kemudian akan dipilih cluster tertentu secara acak untukdijadikan sebagai sampel.        Dari tiap cluster kemudian akan dipilih beberapa elemen secara acak yang biasa disebut dengan multistage random sampling. Metode inilah yang juga sering digunakan dalam proses quick count.

Metode 4 : Stratified sampling
       Metode ini paling sering digunakan dalam survei oleh lembaga quick count. Diawali dengan membagi data berdasarkan kategori dan mengambil sampel dari tiap kategori dengan persentase jumlah yang sama, dengan kata lain melihat dari sisi rata-rata tiap kategori yang kemudian digabung menjadi satu sehingga keragaman data dari tiap kategori dapat dipertahankan.
            Metode-metode tersebut hanya sebagian kecil sebagai contoh. Setiap lembaga yang melakukan survei quick count dapat menggunakan metode yang berbeda asalkan memenuhi syarat kebenaran teorinya. Hal lain yang perlu disadari adalah quick count hanya digunakan untuk mengestimasi hasil akhir dari suatu pemilihan kepala pemerintahan. Tidak berarti hasilnya salah, tetapi juga tidak berarti benar 100%.
Secara ilmiah, pertanyaan sebelumnya dapat dijawab dengan fakta bahwa keberadaan suatu ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah teruji dan disetujui bersama. Begitu pun dengan ilmu statistik yang diaplikasikan dalam proses quick count bukan tercipta begitu saja dengan teori tidak berdasar.

Beri Komentar