Disaster Statistics

Januari 08, 2020 igsd


Pada bulan ini, Indonesia mulai memasuki musim hujan. Hampir setiap wilayah di Indonesia terguyur air hujan, tak terkecuali wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Curah hujan yang cenderung tinggi di wilayah tersebut mengakibatkan banjir di beberapa titik. Menurut BMKG, curah hujan kali ini merupakan curah hujan tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain bencana banjir, bencana lain juga sering terjadi di Indonesia. Dengan demikian, perlu dilakukan mitigasi bencana agar dampak bencana dapat diminimalisir.
Salah satu hal yang diperlukan dalam mitigasi bencana adalah data dan statistik bencana (statistics disaster). Mitigasi bencana akan semakin efektif dan tepat sasaran jika peran data dan statistik bencana digunakan secara maksimal. Oleh karena itu, kebutuhan akan data yang sistematis untuk mitigasi dan pencegahan bencana akan semakin meningkat bagi lembaga-lembaga penanggulangan bencana seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian penyedia dan penyelenggara statistik dasar juga memberi perhatian pada data terkait bencana dengan pendekatan desa (spasial), pendekatan rumah tangga, dan kompilasi data sekunder. Sumber data utama BPS dalam isu bencana adalah Potensi Desa (Podes), yang biasanya dilakukan tiga kali dalam sepuluh tahun, dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Ketahanan Sosial, yang dikumpulkan setiap tiga tahun sekali.
Dengan pendekatan kewilayahan atau spasial, Podes mengumpulkan beragam data terkait bencana. Misalnya, desa yang mengalami bencana dalam tiga tahun terakhir, upaya antisipasi dan mitigasi bencana yang sudah dilakukan, dan sebagainya. Dari data Podes dapat diketahui bencana apa yang paling banyak terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, dan wilayah mana saja yang terkena dampak paling banyak dari bencana tersebut.
Dengan pendekatan rumah tangga, Susenas mencakup beberapa data terkait bencana dengan kerangka sampel rumah tangga. Misalnya, berapa banyak rumah tangga yang pernah mengalami bencana alam, jenis bencana alam apa yang dialami, dan sebagainya.
Dengan data dan statistik yang ada, upaya mitigasi bencana dari pemerintah dan masyarakat dapat diperkuat lagi, terutama pada masyarakat dengan kerentanan tinggi. Masyarakat yang rentan harus dimasukkan dalam perencanaan kebijakan sebagai bagian manajemen risiko.      

Beri Komentar