Pengaruh Virus Corona di Indonesia

Maret 20, 2020



Akhir-akhir ini, kita dikejutkan dengan diumumkannya dua warga depok yang positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) oleh Presiden Joko Widodo.  Kejadian  ini tentu menimbulkan keresahan di tengah masyarakat mengingat virus yang berasal dari China ini sudah memakan banyak korban. Kejadian ini juga memengaruhi kondisi di Indonesia. Namun seberapa besar pengaruh virus ini? Simak pembahasan berikut ini.
Sejak diumumkannya dua warga yang terinfeksi Virus Corona, masyarakat mulai membanjiri apotek dan toko ritel. Di apotek, mereka membeli barang-barang kebutuhan kesehatan sperti obat-obatan, antiseptik, dan masker dalam jumlah banyak. Di toko ritel, mereka memborong barang kebutuhan pokok atau sembako, seperti makanan instan, minuman kemasan, hingga popok bayi, secara berlebihan dalam sehari. Hal ini tentu membuat barang yang beredar di masyarakat berkurang sehingga terjadi kenaikan harga pada barang. Jika kejadian ini tidak diselesaikan dengan baik, akan menjadi sasaran empuk bagi oknum yang tidak bertanggung jawab.
Jika dilihat dari segi ekonomi, Virus Corona dapat melemahkan perekonomian di Indonesia. Pelemahan ekonomi di Indonesia bisa terjadi karena China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2020, penurunan tajam terjadi pada ekspor migas dan non-migas yang merosot 12.07%, hal ini terjadi karena China merupakan pengimpor minyak mentah terbesar, termasuk dari Indonesia. Dari sisi impor juga terjadi penurunan 2.71% yang disumbang turunnya transaksi komoditas buah-buahan. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan sekitar 0.23%, jika perekonomian China melemah satu persen akibat wabah Virus Corona.
Ditinjau dari segi pariwisata, pemerintah melakukan pembatasan perjalanan dari dan ke China. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kunjungan wisatawan China ke Indonesia selama Januari sampai Juni 2019 mencapai 1,05 juta orang, terbanyak kedua setelah wisatawan Malaysia. Hal ini tentu berpotensi mengalami kerugian di sektor pariwisata akibat anjloknya turis dari China.
Melihat begitu besarnya dampak yang ditimbulkan akibat virus ini maka dibutuhkan perhatian khusus oleh Pemerintah Indonesia. Masyarakat juga harus turut andil dalam mencegah dan mengatasi kasus ini. Jangan sampai terjadi keserakahan yang berujung bumerang bagi pemrintah dan masyarakat Indonesia. 

Beri Komentar