Pemerintah vs Vaksin Covid-19
Kerasa ngga sih, udah lebih dari setengah tahun kita hidup berdampingan sama hal yang mungkin ngga pernah kita bayangin sebelumnya. Ya, Pandemi Covid-19. Banyak hal yang dulu biasa kita lakuin, sekarang ini malah jadi hal yang mungkin paling dilarang. Ditambah, kita harus terbiasa sama hal-hal baru berlabel protokol kesehatan, welcome to new normal everyone!
Pernah kebayang ngga
kalau dari kasus positif Covid-19 paling awal sebanyak dua orang di bulan Maret
2020 ini, sekarang angka terkonfirmasi mencapai 207.203 orang per tanggal
tulisan ini diketik, 10 September 2020. Spektakuler banget ya, atas pencapaian
tadi Indonesia berhasil menduduki peringkat 23 di dunia. Tapi tentunya
pencapaian ini bukan suatu hal yang membanggakan.
Pandemi ini bukan cuma
penyebaran virusnya aja yang mendunia, tapi dampaknya juga menyebar luas ke
segala aspek. Dari satu aspek ke aspek lainnya, macam domino. Seperti contohnya
yang banyak diberitakan selama pandemi ini, sektor ekonomi yang memegang peran penting dalam hal
kesejahteraan masyarakat di suatu negara menjadi kian rapuh. Banyak negara yang
perekonomiannya mengalami kontraksi dan berada di ambang resesi. Nggak
terkecuali negara kita tercinta Indonesia yang pada kuartal II tahun ini, menurut
data BPS ngalamin kontraksi sebesar 4.19% dibandingin sama kuartal sebelumya
dan 5.32% kalo dibandingin dengan kuartal yang sama tahun 2019.
Melihat semua ini,
pemerintah (yang sayang sama rakyat) yang mana yang akan diem aja tanpa
tindakan? Dari awal kasus positif terkuak, udah banyak hal yang pemerintah kita
berusaha upayain buat rakyatnya. Pemerintah dengan segala kebijakan yang
dibuatnya itu semata-mata adalah bentuk usaha buat menanggulangi dampak mahkluk
kecil nakal ini. Semua dilakuin dengan prioritasnya kesejahteraan rakyat. Lalu
kita? Kita juga udah bosen dong dengan semua drama pandemi ini, dan setiap hari
bertanya kapan pandemi ini berakhir atau sekedar berkhayal kalo kehidupan bakal
balik lagi kaya dulu sebelum serangan dari makhluk gak kasat mata ini dateng.
Nah, salah satu upaya
penanggulangan yang akhir-akhir ini lagi dikerjain sama pemerintah dan
jajarannya yaitu VAKSIN. Pasti ngga asing kan yaa sama istilah vaksin, karena
dari orok aja kita udah berteman baik sama macem-macem jenisnya. Ya, vaksin
yang lagi ditunggu-tunggu banget sama semua penduduk bumi sekarang ini, ngga
lain dan ngga bukan pastinya vaksin covid-19.
Buat yang selalu setia ngikutin update per-covid19-an,
tentunya berita soal vaksin ini pasti jadi kabar yang ditunggu-tunggu banget.
Mereka juga pasti tau kalo sekarang ini semua negara tuh lagi berlomba-lomba
untuk nyiptain vaksin covid-19, termasuk negara +62 kita ini. Menurut berita
yang paling update sih, ada 4 vaksin covid-19 yang lagi digarap sama lembaga
farmasi di Indonesia yang bekerja sama dengan lembaga sejenis dari luar negeri.
Vaksin yang pertama
adalah vaksin kerja sama negara kita dan China, yaitu vaksin yang dikerjain
sama Sinovac dan Biofarma. Uji klinis fase ketiga atau fase terakhir udah
dimulai sejak 11 Agustus kemaren dan udah diuji coba ke relawan manusia
sebanyak 500 dari target 1800 relawan. Vaksin ini ditargetin bisa diberikan
secara massal ke masyarakat pada awal 2021 mendatang. Sinovac yang merupakan
perusahaan asal China sendiri dipilih bukan tanpa alesan. Sinovac dipilih
dengan pertimbangan seperti memiliki kemampuan pengembangan vaksin covid-19
tercepat karena mempunyai pengalaman sebagai perusahaan pertama di dunia yang
menyelesaikan fase 1 untuk uji klinis vaksin dari sars yang sempat melanda pada
tahun 2003 lalu. Terus Sinovac juga memiliki produk vaksin H1N1 atau flu babi
yang telah disetujui oleh dunia. Ditambah, Sinovac telah memiliki kualifikasi dari WHO
untuk fasilitas produksi mereka yang udah menuhin standar.
Selain China, negara kita
juga bekerja sama dengan Uni Emirate Arab. Perusahaan asal dalam negeri Kimia Farma
lagi berjuang menciptakan vaksin dengan menggandeng Sinopharm G42, perusahaan
farmasi terkemuka asal UEA. Vaksin ini juga lagi masuk uji klinis atau tahap
ke3. Udah ada 22000 relawan yang disuntik vaksin ini dari 119 kebangsaan. Pemerintah
berharap 10juta vaksin dari kerja sama ini bisa didistribusikan di 2021 mendatang.
Vaksin ini juga udah dape emergency use authorization yang artinya bisa dipake
pada saat-saat darurat. Selain itu, vaksin ini udah dapet sertifikasi halal dari
kerajaan Arab Saudi dan juga dipublish di the journal of american medical
association sebagai salah satu vaksin yang dapat diproduksi secepatnya
Vaksin selanjutnya
adalah 100% karya anak bangsa, yaitu vaksin merah putih yang menjadi andalan
pemerintah dan juga lagi dikebut proses pengerjaannya. Sekarang ini progressnya
udah mencapai 40%. Vaksin ini tuh hasil kerjasama antara Lembaga Biologi Molekuler
Eijkman dan juga sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Kepala LBM Eijkman, Amin
Soebandrio bilang kalo progress terbaru dari vaksin ini udah masuk tahap
cloning dari gen dan harapannya agar segera vaksin ini 2-3 bulan diujikan ke
hewan. Vaksin ini akan diproduksi oleh biofarma, jadi ada 2 jenis vaksin yang lagi
dikebut oleh induk holding BUMN farmasi Indonesia. Jika berjalan sesuai rencana
maka targetnya akan diproduksi massal pada pertengahan tahun 2021 mendatang.
Selain bekerja sama
dengan China dan UEA, vaksin selanjutnya adalah kerja sama antara negara kita
dengan negara oppa-oppa kpop. Namanya vaksin GX19. Vaksin ini tuh kolaborasi perusahaan
Kalbe Farma dan Perusahaan Genexine. Uji coba tahap ke tiga bakal dilakuin
bulan September ini. Nantinya vaksin ini akan diproduksi sekitar 50 juta vaksin pertahun dan mulai didistribusiin pada Agustus 2021
mendatang. Sebagai informasi juga dilansir dari NY Times, GX19 ini adalah
vaksin yang basisnya DNA dimana singkatnya vaksin ini ngelibatin gen dari virus
sars covid-2 untuk merangsang respon imun dari tubuh kita.