Ketika Keotentikan Suatu Data Dipertanyakan

Januari 15, 2012 igsd


Berkembang pesatnya teknologi dan ilmu pengetahuan di era globalisasi ini berdampak positif pada perkembangan penerapan studi Ilmu Statistika di berbagai sektor kehidupan seperti sektor perdagangan, industri, kependudukan, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan data-data statistik yang handal dan terpercaya. Data-data tersebut haruslah memenuhi persyaratan sebagai data yang baik sebelum dapat dipergunakan diantaranya adalah ojektif (sesuai dengan keadaan sebenarnya), representatif (mewakili), kesalahan pendugaan dari data sampel harus seminimal mungkin, data dipergunakan tepat pada waktunya dan yang terakhir data yang dikumpulkan harus sesuai dengan masalah yang akan diselesaikan.

Akan tetapi peningkatan kebutuhan masyarakat akan data-data tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kualitas para praktisi statistika. Terbatasnya para ahli statistika yang profesional, berkompeten dan beretika menimbulkan masalah dalam studi pengambilan kebijakan yang nantinya akan berpengaruh terhadap masyarakat. Salah satu masalah yang akan terjadi berupa kegagalan program pembangunan serta menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap ilmu statistik yang nantinya akan berdampak pula pada ketidakpercayaan masyarakat terhadap keotentikan data-data yang dihasilkan BPS sebagai satu-satunya acuan perstatistikan di Indonesia.

Timbulnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap data-data yang dihasilkan oleh BPS tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu, untuk menguatkan kembali kepercayaan masyarakat kepada BPS, BPS sebagai satu-satunya acuan perstatistikan di Indonesia harus segera melakukan perbenahan terhadap para praktisi statistikanya dari tataran pusat hingga ke daerah terkecil yaitu di desa/kecamatan. Peningkatan skala pelatihan perstatistikan serta penyusunan pedoman etika untuk praktisi statsitika merupakan salah satu dari sekian banyak cara perbaikan kualitas para praktisi statistika. Dengan adanya pelatihan perstatistikan yang rutin terutama bagi KSK di Kecamatan diharapkan akan memperbaiki data statistik secara nasional karena data di tingkat kecamatan merupakan pondasi dasar pembentukan data statistik secara nasional. Selain itu pedoman etika yang disusun nantinya akan membantu praktisi statistika dalam pembuatan dan penyampaian keputusan secara etis. Pedoman etika tersebut antara lain adalah profesionalisme; tanggung jawab terhadap penyandang dana, klien dan pekerja; tanggung jawab terhadap publikasi dan pembuktian; tanggung jawab terhadap subjek penelitian; tanggung jawab terhadap tim peneliti; tanggung jawab terhadap statistisi lain atau praktisi statistika; tanggung jawab terhadap kesalahan pernyataan; dan tanggung jawab terhadap pekerja, termasuk organisasi ataupun individu.

Dengan peningkatan pelatihan serta terbentuknya pedoman etika dalam perstatistikan tersebut, diharapkan dapat menjadi acuan para praktisi statistika dalam menjalankan profesinya masing-masinng. Dan selain itu sebagai statistikawan harus mempunyai karakter kredibilitas dan integritas yang tinggi dalam menjalankan profesinya serta harus diselidiki dan ditelusuri keabsahan suatu data yang dihasilkannya.

Oleh: A Noor Taqiyah Zamania

Beri Komentar