Belajar Kritis nan Membangun di Youth Statistician Forum (YSF)
April 23, 2013
kegiatan
ysf
UKM Forkas di tahun ini kembali menelurkan program kerja
terbaru yang amat bernuansa forum diskusi. Youth Statistician Forum (YSF)
sebutannya. Merupakan sarana kreatif untuk mahasiswa STIS dalam menanggapi
permasalahan yang ada di negeri ini. Proker yang diharapkan membantu membuka
wawasan mahasiswa pada permasalahan nyata yang menimpa negeri kita. Diharapkan dari
permasalahan yang diangkat, mahasiswa juga bisa belajar kritis nan membangun.
Selain itu pula sebagai sarana untuk memperkuat budaya “Ngomong yang berdasar
data” serta belajar untuk “menterjemahkan data”.
Itulah harapan-harapan yang digantungkan pada proker karya
dari divisi pengembangan itu. Pada hari rabu 17 April 2013, YSF perdana
dilaksanakan di ruang 336 kampus STIS tercinta. Dengan peserta untuk sementara
hanya anggota intern Forkas saja. Diskusi panel tersebut mengambil tema Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), Sudah
tepatkah Mengatasi Pengangguran? Tema yang cukup hangat, karena GKN baru
resmi diluncurkan pada tahun 2011. Serta dibumbui oleh fakta bahwa jiwa
kewirausahaan bangsa Indonesia masih rendah serta masalah pengangguran yang
sudah amat klasik.
Dengan tema nan berbobot itu, para peserta dibagi menjadi
beberapa kubu. Ada kubu yang berperan sebagai pemerintah, mahasiswa, LSM, dan
pengusaha. Dengan dipandu oleh moderator
dan didokumentasikan oleh notulen dan fotografer, acara YSF perdana dimulai.
Pihak pertama yang angkat bicara adalah pemerintah. Bagaikan seorang presiden,
seorang dari pihak pemerintah menceritakan mengenai program GKN kepada pihak-pihak
lainnya. Lalu anggota lainnya bak seorang menteri menambahi penjelasan.
Selesainya penjelasan, Dengan menggebu-gebu pihak mahasiswa mengomentari penjelasan pemerintah. Dengan nada yang cukup menggelegar, mahasiswa mengkritisi dan member masukan mengenai GKN dari sudut akademik. Salah satu tanggapan yang menarik bahwa, GKN tidak boleh lemot kerjanya, keburu habis nanti masa Indonesia yang secara demografi sedang dipenuhi oleh orang-orang muda. Tahun 2030, diproyeksikan akan habis masa itu. Dari pihak LSM, dengan pancaran wajah tenang akan tetapi kritikannya pun juga cukup tajam. Dari pihak pengusaha yang sebenarnya diharapkan lebih membela pemerintah, malah mengkritik dengan cerita-cerita nyata mengenai kondisi UMKM yang ada di Indonesia.
Selesainya penjelasan, Dengan menggebu-gebu pihak mahasiswa mengomentari penjelasan pemerintah. Dengan nada yang cukup menggelegar, mahasiswa mengkritisi dan member masukan mengenai GKN dari sudut akademik. Salah satu tanggapan yang menarik bahwa, GKN tidak boleh lemot kerjanya, keburu habis nanti masa Indonesia yang secara demografi sedang dipenuhi oleh orang-orang muda. Tahun 2030, diproyeksikan akan habis masa itu. Dari pihak LSM, dengan pancaran wajah tenang akan tetapi kritikannya pun juga cukup tajam. Dari pihak pengusaha yang sebenarnya diharapkan lebih membela pemerintah, malah mengkritik dengan cerita-cerita nyata mengenai kondisi UMKM yang ada di Indonesia.
Di akhir acara, memang masih banyak beberapa permasalahan
yang belum ada solusi pasnya. Akan tetapi itu memang sudah rencanakan sebagai
bahan bagi peserta untuk menuliskannya pada sebuah artikel tanggapan. Selain
itu juga diadakan acara evaluasi mengenai pelaksanaan YSF. Cukup banyak masukan
saran untuk kebaikan YSF yang direncanakan pada episode kedua akan mengundang
seluruh mahasiswa STIS. Mohon doanya demi proker kreatif ini.
Oleh: Niko
BAGIKAN