Infografis Hari Statistik Nasional

Oktober 02, 2015 inflasi infografis


Selamat pagii..
Haloo sahabat forkas, masih dalam suasana Hari Statistik Nasional (HSN) yang diperingati setiap tanggal 26 September, kali ini forkas STIS menyajikan infografis mengenai Sejarah Statistik Indonesia.

Perkembangan statistika dunia diawali sebagai ilmu untuk mengumpulkan angka (data). Pada abad 17 statistika deskriptif mulai berkembang, begitu juga ilmu peluang dengan munculnya meja judi. Ilmu peluang ini melandasi berkembangnya statistika induktif yang terjadi pada pertukaran abad 19 dan 20 dengan Karl Pearson sebagai pelopornya. Kemudian, pada tahun 1992, R. A. Fisher memperkenalkan metode Maximum Likelihood dan berkembang statistika induktif. Selanjutnya, di 1970 muncul eksplorasi data dan bootstrap seiring dengan berkembangnya teknologi komputer. Metode ini merupakan titik awal analisis data tanpa model peluang yang populer dengan sebutan data driven. Seiring dengan perkembangan statistika induktif, statistika mulai diterapkan pada berbagai bidang seperti ekonomi, industri, pertanian, sosiologi, psikologi, dan lain-lain. Misalnya, ekonometrika di bidang ekonomi, metode Quality Control dan metode Six-Sigma di bidang industri, metode data minning, dan sebagainya.

Bagaimana dengan sejarah statistika di Indonesia?
Kegiatan statistik di Indonesia dimulai pada tahun 1920 dimana pada saat itu didirikan kantor statistik di Bogor oleh Director van Landbouw Nijverheid en Hendel (Direktur Pertanian dan Perdagangan). Empat tahun kemudian, lembaga ini berganti nama menjadi Centraal Kantoor voor de Statistik (Kantor Pusat Statistik) dan lokasinya dipindahkan ke Batavia (Jakarta). Untuk memenuhi rekomendasi PBB agar setiap negara anggotanya menyelenggarakan sesus penduduk secara serentak, Pemerintah RI mengundangkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus sebagai pengganti Volkstelling Ordonnantie 1930. Pasca kemerdekaan, 1 Juni 1957, Kantor Pusat Statistik diubah namanya menjadi Biro Pusat Statistik yang berada di bawah perdana menteri. Tugas Biro ini adalah untuk melakukan sensus. Pada tahun 1958 Perdana Menteri Indonesia (Ir. H. Djuanda) mengeluarkan SK berdirinya Akademi Ilmu Statistik (sekarang STIS) di Jakarta. Untuk lebih menyempurnakan kegiatan sensus, pemerintah pada 24 September 1960 mengeluarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1960 mengenai sensus. Dua hari kemudian diluncurkan undang-undang yang lebih menyeluruh, yakni Undang-Undang Nomor 7 tahun 1960 tentang Statistik. Presiden RI pada Agustus 1996 menetapkan tanggal diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik tersebut sebagai “Hari Statistik” yang dilaksanakan secara nasional. Alasannya, bahwa kelahiran Undang-Undang tersebut merupakan titik awal perjalanan BPS dalam mengisi kemerdekaan di bidang statistik yang selama ini diatur berdasrkan sistem perundang-undangan kolonial. Pada hari tersebut disosialisaikan Logo Hari Statistik dan dicantumkan pada sampul buku, sticker ataupun surat-menyurat selama bulan September 1996. Kemudian, Pemerintah RI juga menetapkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 6 dan 7 tahun 1960 dan penetapan nomenklatur Biro Pusat Statistik menjadi Badan Pusat Statistik.

BPS sendiri dalam perkembngannya telah melaksanakan 3 jenis sensus yakni sensus penduduk, sensus pertanian, dan sensus ekonomi. Indonesia telah melaksanakan sesus penduduk sebanyak 6 kali di tahun yang berakhiran 0, yakni 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010. Sensus Pertanian juga telah dilaksanakan 6 kali untuk tahun yang berakhiran 3 yakni 1963, 1973, 1983, 1993, 2003, 2013. Terakhir, Sensus Ekonomi untuk tahun yang berakhiran 6 sudah dilaksanakan sebanyak 3 kali yakni 1986, 1996 dan 2006.

Selamat Hari Statistik Nasional. Semoga kita sebagai insan statistik mampu berkontribusi lebih membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan sejahtera melalui data yang berkulitas :)

Beri Komentar