Catatan Perekonomian Jawa Timur Maret 2017
April 11, 2017
igsd
sumber gambar: the-indopost
Informasi terbaru menyebutkan ada daerah yang mengalami deflasi. Salah satunya adalah Provinsi Jawa Timur. Tercatat, deflasi di Jawa Timur pada Maret 2017 sebesar 0,09 persen. Berdasarkan Pemantauan BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Jawa Timur terhadap IHK (Indeks Harga Konsumen) selama bulan maret di delapan kota Jawa Timur, terjadi penurunan harga di sebagian besar komoditas. Indeks Harga Konsumen di Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 0,12 dari Februari 2017 yang berada di angka 127,26 menjadi 127,14 pada bulan Maret 2017.
Dari delapan kota yang dipantau, deflasi tertinggi terjadi di Probolinggo. Angka deflasi di daerah tersebut mencapai 0,29 persen. Angka tersebut terpaut cukup jauh dengan deflasi yang terjadi di Surabaya dan Madiun. Deflasi di dua daerah tersebut merupakan angka terendah yaitu 0,06 persen. Sedangkan deflasi di daerah lain adalah sebesar : Banyuwangi 0,20 persen, Sumenep dan Jember 0,15 persen, Kediri 0,13 persen, dan Malang 0,09 persen. Namun secara keseluruhan, deflasi di delapan daerah tersebut lebih tinggi dari deflasi nasional yang berada di angka 0,02 persen.
Dari sekian banyak komoditas, sektor pangan adalah sektor yang paling memberikan sumbangan terhadap terjadinya deflasi di Jawa Timur. Februari dan Maret 2017, terjadi transisi dari musim penghujan ke musim panas. Sehingga padi yang merupakan tanaman yang cocok ditanam pada musim penghujan dipanen. Jumlah yang melimpah ini membuat harga beras menjadi turun. Selain itu, harga cabai rawit yang tiga bulan terakhir mengalami kenaikan yang cukup tinggi, perlahan mulai turun dan kembali ke harga normal seiring dengan musim panen di beberapa daerah penghasil cabai rawit terbesar di Jawa Timur seperti Kediri, Blitar, dan Malang.
Disamping itu, terdapat juga komoditas yang mendorong terjadinya inflasi. Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi ialah tarif listrik, wortel dan kenaikan bensin. Per tanggal 1 Maret 2017 Pelanggan listrik dengan golongan daya R1/900 Volt Ampere (VA) yang masuk dalam kategori Rumah Tangga Mampu (RTM) kembali terkena pencabutan subsidi listrik. Pencabutan ini merupakan pencabutan subsidi tahap kedua setelah tahap pertama pada bulan Januari 2017. Untuk pelanggan golongan R-1/900 VA khusus rumah tangga mampu akan diberlakukan kenaikan bertahap setiap 2 bulan, yaitu 1 Januari 2017, 1 Maret 2017, 1 Mei 2017 dan pada 1 Juli 2017. Untuk kenaikan per 1 Maret 2017 bagi pelanggan pra bayar di golongan ini sudah mengalami kenaikan tarif listrik pada bulan maret kemarin.
Namun dibalik itu, ada sesuatu yang mengganjal. Berdasarkan data, deflasi di Jawa Timur mengalami perlambatan. Biasanya, deflasi terjadi pada Februari. Meskipun inflasi di Februari angkanya rendah, namun gagal deflasi pada Februari. Sehingga deflasi baru terjadi pada Maret. Semenjak 2008, keterlambatan deflasi hanya terjadi pada bulan Maret 2010. Ini akan menjadi tugas pemerintah daerah untuk mengatasi ketidaknormalan tersebut.
BAGIKAN