Bagaimana Dampak COVID-19 Terhadap Industri Pariwisata Di China?

Agustus 17, 2020 igsd

 

Semenjak adanya COVID-19, orang-orang mulai dibatasi aktivitasnya terutama aktivitas sosial yaitu seperti berhubungan dengan orang lain. Tempat-tempat umum semakin sepi dan jarang digunakan, begitu pula dengan tempat wisata. Sesuatu layanan, wadah, atau tempat yang menyebabkan berkumpulnya orang banyak sangat tidak dianjurkan untuk saat ini. Oleh karena itu, berbagai sektor terutama pariwisata mengalami dampak yang besar akibat COVID-19. 

Selama Tahun Baru Imlek 2019, jumlah wisatawan outbond China adalah 6.311 juta, meningkat 12,48% dibandingkan saat yang sama tahun 2018. Pada saat Festival Musim Semi 2018, total kedatangan turis yang masuk adalah 415 juta dengan pertumbuhan 7,6%. Total pendapatan pariwisata menembus angka CNY 513,9 miliar, dengan tingkat peningkatan 8,2% selama tahun 2018.

Namun peningkatan tersebut tidak berlangsung lama, setelah munculnya wabah COVID-19 pada bulan Desember 2019, menyebabkan penurunan pada industri ini dan menyebabkan dampak yang besar. Pada tahun 2020, meskipun penyebaran infeksi virus corona COVID-19 telah melambat di China, efek pandemi pada industri pariwisata menjadi semakin parah. Pendapatan pariwisata domestik di negara ini diperkirakan turun 69% pada kuartal pertama tahun 2020, kemudian diikuti oleh penurunan 20,6% sepanjang tahun 2020.

Hal itu dikarenakan ada beberapa kota dan negara yang telah membatasi diri dari China seperti Singapura, AS, dan Australia. Banyak penerbangan baik itu penerbangan domestik maupun internasional di China yang terpaksa dibatalkan. Industri penerbangan sangat terpengaruh secara signifikan karena pengaruh pembatalan penerbangan dari dan ke China yang tentunya juga memengaruhi pendapatan berbagai perusahan penerbangan tersebut. Selain itu, jalur pelayaran pun juga turut terpengaruh akibat penyebaran virus ini. Semakin menyebarnya virus ini mengakibatkan semakin meningkatnya pembatalan perjanjian perjalanan dan pariwisata dengan China dan negara-negara Asia lainnya. Hampir sekitar 75% pelancong dari agen perjalanan mewah telah menangguhkan tiket mereka untuk negara-negara Asia Tenggara yang akan diberangkatkan pada bulan Februari dan Maret. Akibatnya, Hotel, maskapi penerbangan, dan operasi kapal pesiar dihentikan yang mengakibatkan jatuhnya pasar saham di semua sektor.

Selain itu, negara ini memiliki pendapatan devisa dari pariwisata asing di China sekitar $ 127.3bn. Angka ini sedikit menurun karena tidak ada orang yang bepergian ke China karena semua penerbangan dibatalkan. Sejauh ini, COVID-19 sudah merusak berbagai sektor industri dan perekonomian China dan negara lain di dunia. Diperkirakan bahwa dampaknya akan berlanjut untuk beberapa waktu lagi dan itu akan menyita perhatian yang lebih.

Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yang tepat terkait kebijakan yang akan diberikan untuk mengatasi masalah ini terutama untuk jangka waktu yang lebih lama. Hal ini dikarenakan industri pariwisata di China merupakan salah satu kontributor penting bagi perekonomian negara. Selain itu, industri pariwisata China dianggap sebagai salah satu pasar pariwisata outbound dan inbound yang paling banyak dilihat di dunia. Oleh sebab itu, kehancuran yang dimulai dari industri pariwisata akan menyebabkan kehancuran di berbagai industri lainnya.

Beri Komentar