Infografis Hari Buku

April 26, 2015 inflasi infografis


Hari Buku se-dunia yang jatuh tanggal 23 April. Sedangkan Hari buku Nasional ternyata jatuh pada tanggal 17 Mei yang bertepatan peresmian Perpustakaan Nasional di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1980 untuk menggalakkan minat baca masyarakat terhadap buku. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk menumbuhkan produksi buku di Indonesia. Mungkin baru sebagian kecil sekolah atau institusi lainnya yang mau memperingati Hari Buku Nasional secara besar-besaran.

Sayangnya, tujuan dicetuskannya Hari Buku belum memiliki dampak yang signifikan terhadap minat baca masyarakat terhadap buku. Mengapa minat baca di negara kita masih jauh tertinggal dengan beberapa negara tetangga kita, seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura dan Hongkong?

Bercermin dari data Bank Dunia Nomor 16369-IND dan studi IEA (International Association for the Evaluation of Education Achicievement), untuk kawasan Asia Timur, minta baca bangsa Indonesia memegang posisi terendah dengan skor 51,7, di bawah Filipina (skor 52,6), Thailand (skor 65,1), Singapura (skor 74,0) dan Hongkong (skor 75,5). Kondisi ini tentu sangatlah memprihatinkan. Sementara itu berdasarkan hasil survei UNESCO (1992) menyebutkan, tingkat minat baca rakyat Indonesia berada pada ranking ke-27 dari 32 negara. Sedangkan merujuk pada data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (2006) menunjukkan, ternyata rakyat Indonesia belum memprioritaskan kegiatan membaca sebagai sumber utama dalam memperoleh informasi. Masyarakat cenderung memilih menonton televisi (85,9%), mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca surat kabar (23,5%).

Data lainnya yang bersumber dari hasil survei UNESCO (2011) menyebutkan bahwa indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001. Artinya, dari 1.000 penduduk indonesia, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi.

Data Lain juga minat membaca lebih condong membaca buku Novel/komik (39%) selanjutnya buku rohani (22%), Pelajaran(9%), Majalah/surat kabar (13%), iptek (5%) dan sisanya (12%) memilih buku yang lain.

Berdasarkan data CSM, yang lebih menyedihkan lagi perbandingan jumlah buku yang dibaca siswa SMA di 13 negara, termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat, jumlah buku yang wajib dibaca sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis 30 buku, Jepang 22 buku, Swiss 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 1 buku.

Sedangkan untuk penelitian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP untuk melek huruf pada 2002 menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjadi 111 di tahun 2009.

Salah satu faktor yang mengahambat pertumbuhan minat membaca di Indonesia adalah angka buta Indonesia yang masih sangat tinggi sekitar 9,76% yang memberikan dampak tersendiri terhada minat membaca. Selain itu faktor aktivitas yang padat membuat orang malas untuk membaca dan faktor yang lain adalah teknologi yang sudah berkembang sehingga orang lebih suka membaca lewat gadget.

Beri Komentar