Twilight

Maret 22, 2012 igsd


Kalau mendengar kata ini, pasti sebagian besar dari kita langsung berpikir mengenai film yang saat ini sangat digemari oleh kalangan muda. Hubungan percintaan antara vampir dan manusia seolah tak ada habisnya untuk diceritakan. Kadang berbau roman, kadang berbau perang, semua dicampur menjadi satu, menjadi suatu cerita yang sangat menarik untuk dibaca maupun ditonton.

Tapi, kali ini saya akan bercerita mengenai arti twilight. Senja. Itulah maknanya dalam bahasa keseharian kita. Tetapi mengapa saya tertarik untuk menuliskannya? Kalau kita perhatikan, senja adalah saat dimana terang sedang dalam masa transisinya untuk berganti dengan gelap. Maka terbentuklah warna jingga yang indah diantara keduanya.

Saat ini pun saya merasa bahwa Badan Pusat Statistik, atau yang tidak asing kita dengar dengan sebutan BPS, sedang dalam keadaan senja. Antara terang dan gelap, antara benar dan salah. Mengapa? Seperti kita ketahui saat ini banyak terdengar berita-berita miring seputar BPS yang mengatakan bahwa data BPS tidak akurat dan banyak kebohongan di dalamnya, tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya, dan lain sebagainya. Tentu saja ini membuat panas telinga orang-orang yang bekerja di bagian tersebut. Karena untuk mendapatkan data saja mereka sudah berusaha keras, belum lagi jika ditambah dengan proses pengolahan dan penyajian data. Sangat menguras tenaga, waktu dan pikiran. Dan setelah mereka menghasilkan informasi dari data tersebut dan mempublikasikannya sekarang mereka di tuduh memalsukan data sebenarnya?

Mari kita mundur lagi ke belakang dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Negara kita terkenal dengan korupsi dan aksi tipunya. Bahkan, BPS sebagai badan independen negara pun saat ini sudah dirantai dengan kepentingan-kepentingan politik dan perorangan. Mereka tidak lagi bebas untuk mempublikasikan data yang sebenar-benarnya. Karena, jika seandainya saja kita misalkan BPS mengeluarkan informasi bahwa kemiskinan di Indonesia meningkat, maka pemerintah akan diserbu oleh panah-panah kecaman bahkan makian dari beberapa pihak. Partai oposisi pasti juga akan memanfaatkan keadaan tersebut untuk semakin menyudutkan pemerintah, akan banyak aksi demonstrasi yang terjadi, dan akibat yang fatal adalah terjadinya kekacauan yang sulit diatasi. Dan, jika seandainya itu terjadi, siapakah yang mau disalahkan? Pemerintah yang menjalankan kekuasaankah? Atau BPS yang mengeluarkan informasi tersebut? Karena pertimbangan itu, maka pemerintah berusaha keras untuk menusukkan suntikan pengaruhnya kepada BPS, sehingga BPS pun tidak dapat menolak jika pemerintah memaksa untuk “menghaluskan” data tersebut, sehingga yang terlihat hanyalah senja yang indah.

Lantas, apa yang dapat kita lakukan? Sebagai seorang statistisi, kita diharuskan untuk memiliki pemikiran yang tajam dan kritis. Kita harus bisa mengatakan “ya” untuk hal yang benar, dan “tidak” untuk hal yang tidak benar. Kita harus berani mengatakan hal yang sebenarnya, mulai dari hal-hal yang kecil disekitar kita. Dengan berlatih jujur dari sekarang, sesungguhnya kita sedang belajar untuk menjadi pemimpin yang berintegritas dimasa yang akan datang.

Sebagai kesimpulan, tidak ada hal yang setengah benar, atau setengah salah. Yang ada hanyalah orang yang berusaha menutupi ketidakbenaran dengan kebenaran yang dibuat-buat. Sama seperti tokoh Edward Cullen dalam film Twilight, dia adalah vampir. Tidak ada vampir setengah manusia, yang ada hanyalah vampir yang berpura-pura menjadi manusia.

Oleh: Rosmeyanna Daeli (1E)

Beri Komentar